Kamis, 19 Maret 2015

#SavePersebaya1927, Sebab Perjuangan Tak Akan Surut Kawan


Kali ini izinkan saya mengisi blog ini dengan tulisan yang berbeda dari biasanya, dengan tema yang jauh dari biasanya.

Saya adalah seorang yang belum lama menjadi peminat sepakbola. Saya tak pernah begitu antusiasnya menyaksikan sebuah pertandingan karena bagi saya tak ada yang istimewa. Orang-orang yang berlari, menendang ke sana kemari, lalu ada yang berlakon bak di panggung drama demi sebuah hadiah pinalty.

Lalu suatu waktu saya mulai paham bahwa sepakbola tak sekedar itu saja. Sepakbola tak sekedar 2x45 menit di lapangan, tapi ia adalah setiap bagian dari denyut kehidupan yang melingkupinya. Banyak cerita dalam sepakbola yang menakjubkan dan itu yang menarik bagi saya. Saya mengagumi mereka yang di pinggir lapangan jauh melebihi kekaguman saya kepada mereka yang bermain di tengahnya.

Pelatih bisa pergi, pemain bisa pergi, tetapi fans tidak.

Salah satu cerita yang pernah saya baca dan masih saya baca adalah bagaimana teman-teman Bonek Persebaya 1927 berjuang demi klub kebanggaannya. Mereka rela berdahaga sepakbola demi hal yang mereka yakini sebagai sebuah kebenaran.

Salah satu gebrakan terbaru adalah sebuah gerakan #DonasiSavePersebaya yang digalang atas kerjasama bonek dan manajemen. Hasil dari pengumpulan dana akan digunakan untuk perjuangan mengembalikan persebaya 1927 dan membangun kembali klub bila cita-cita tersebut tercapai.

No rekening BCA. 2582167827 

a/n Andy Kristiantono dan Maurits B.P.


Entah sudah pernah dilakukan atau belum, timbul ide sederhana dalam benak saya tentang salah satu cara pengumpulan dana. Saya membayangkan bila bonek dan manajemen sepakat meluncurkan jersey persebaya 1927 special edition #SavePersebaya. Persebaya 1927 memang tak sedang berkompetisi, tapi bukankah kita semua masih percaya bahwa Ia ada dan selalu ada. Sementara penggalangan secara langsung dilakukan, tak salah menurut saya bila cara ini juga dilakukan. Agar kelak, jersey edisi spesial itu bisa menjadi pengingat sebuah perjuangan.

Mungkin bagi sebagian orang sulit mengeluarkan uang untuk sebuah gerakan, tapi siapa tahu mudah baginya untuk membeli jersey klub kebanggan.

Terbersit pula ide di kepala saya bagaimana bila Bonek membuat klub baru dan memulai dari nol. Oh, kemudian batin saya menolaknya, Bonek tengah memperjuangkan klub yang penuh sejarah. membangun klub baaru sama saja dengan mengaku kalah.

Tapi kawan, bila kalian rindu stadion tak ada salahnya bila kalian mulai berpikir membuat klub untuk berlaga di Liga Nusantara. Klub yang bukan persebaya tapi punya jiwa persebaya. Tak perlu mengejar promosi, anggap saja obat rindu pada tribun yang lama tak terisi. Dan kelak, ketika persebaya 1927 berjaya kembali, klub tersebut dapat menjadi tempat pemain muda menempa diri.

Itu semua hanya sekedar ide yang terlintas di kepala saya. Bila ide tersebut adalah bentuk kesotoyan saya, saya menghatur maaf. Sekali lagi, saya bukan penggila bola, tapi saya menggemari cerita-cerita di baliknya.  Mungkin saya tak tahu tentang banyak hal, saya hanya mencoba menuliskan ide yang saya punya.


Saya bukan bonek, namun saya ingin menjadi bagian dari orang2 yang tersenyum bila kelak perjuangan ini berbuah manis.

"Kebahagiaan adalah perjuangan melawan penindasan" (Karl pada Eleanor Marx)






----------------
NB : semoga kelak persipon dan persebaya bisa berjumpa di Liga. Doakan juga persipon lepas dari krisis finansialnya.