Senin, 29 Juli 2013

GIPSY DANGER

Sudah lama rasanya gue gak bikin postingan Artwork di blog ini. Nah kali ini gue bakal nunjukin hasil gambar iseg gue tadi malam setelah menonton pasific rim. Iya, gue tahu gue telat kalau nonton sekarang, tuh film udah rame sejak jauh-jauh hari. Tapi gue punya semboyan, Lebih baik telat nonton, daripada pacar telat datang bulan.

Berhubung gue terkesima sama Gipsy Danger, si robot yang jadi pusat cerita dari film ini jadi gue gambar Gipsy Danger deh. “Gipsy Danger” sebuah Jaeger mark 3 asal USA setinggi 79 meter dan berbobot 1.980 ton bertenaga nuklir.

Proses gambarnya sekitar 1 jam dengan menggunakan PaintTool SAI untuk Line Art-nya terus dilanjutin oleh photoshop dalam pewarnannya.

Oke, Check this out!


Thanks yah udah mau liat. ditunggu kritik dan masukannya.

Rabu, 24 Juli 2013

BILA SI JUKI CARI KERJA


Entah kenapa beberapa hari ini gue males banget. Bangun siang mulu, mau ngapa-ngapain juga males. Alasannya bukan karena sedang puasa sih, tapi lebih ke butuh refreshing kayaknya. Mau lanjutin nulis entah kenapa rasa malas bikin ide gak muncul-muncul. Buat bangkitin lagi gairah nulis ya udah gue nulis postingan ini aja.

Jadi ceritanya beberapa hari yang lalu gue dapa kiriman paket dari bang @fazameonk kreator Si Juki. Isinya berupa paket kaos sama komik terbaru Si Juki Cari Kerja. Lumayan dapat gratisan.

Berhubung rumah gue berada di pinggiran kota dan biasanya kalau nunggu si petugas JNE ngater paket itu bisa ampe 2 mingguan ya udah gue putusin buat ngambil paket langsung ke kantornya. Kampretnya di jalan gue sempat kena razia. Beruntung surat menyurat lengkap, tapi ya namanya polisi ada aja alesan buat bikin kita merogoh kocek. Gue tetap ditilang dengan alasan lampu rem gue gak merah. Sebagai Warga Negara yang baik gue emang nyadar sih itu emang salah. Motor yang gue pake emang bukan motor gue yang biasa. Gue udah ridho kalau ternyata gue harus ikut sidang. Nyatanya si polisi malah minta dua bungkus rokok. Anjir!!! kesel banget gue.Kalau ditilang dan didenda terus uang denda masuk kas negara sih gue ikhlas, lah ini buat kepentingan pribadi. Gue mengelus dada, dadanya maudy ayunda. Eh gak jadi deh, kan bulan puasa. Lagian rata.

Jumat, 19 Juli 2013

Curhat Manusia Dari Langit

Saya bahagia lahir ke dunia dengan ayah dan ibu yang ada, karena kalau tiada lahir dari batulah saya,

Dulu saya lahir dengan kepala bersorban selaput yang entah apa namanya, saya curiga saya ini penghuni langit yang turun ke dunia

Dulu di kayangan saya ini tukang bersih eek kuda, kalau lulus di dunia saya naik pangkat jadi tukang jaga kandang singa

Hidup ini adalah ujian untuk naik tingkatnya saya di kayangan saja. Latarkabunna Thobaqon 'an Thobaq.

Nanti kalau sudah lulus saya akn pulang naik buroq, singgah sebentar di rumahmu biar ku ajak kau ke langit.

Dulu sebelum turun ke bumi saya dikasih pesan. Inna ma'al 'usri yusraa. makanya belajar tenang.

Saya ingin pulang ke langit, tak apalah tetap membersihkan eek kuda. tapi kasian ibu saya, dia itu malaikat saya di bumi.

Hidup ini adalah jalan untuk menaikan derajat kita di langit. Bila gagal bukan saja tak naik derajat, kau juga akan terdepak.  

Kamis, 18 Juli 2013

KEPADAMU FA


Kepadamu fa, ada yang hendak kusampaikan, tapi tidak sekarang
Ini pukul 23.19 di rumahku, hujan baru saja usai dan aroma tanah basah menguap melalui ventilasi udara
Dadaku tiba-tiba hangat, ada rasa takut, takut terlambat
Bagaimanapun juga aku tak ingin kehilangan

Aku tak tahu apakah ini terlalu cepat atau bahkan terlalu lambat
Aku tak pernah menghitung waktu
Yang aku tahu aku diam-diam sering memperhatikanmu, mengagumimu

Adalah hal yang luar biasa bila nanti aku bisa.......
Ah sudahlah, siapalah aku

Mungkin terlalu jauh aku terperangkap dalam pengharapan
Ataukah aku saja yang berharap dan harapan itu tak pernah ada?

Kepadamu fa ada yang hendak kusampaikan tapi tidak sekarang
Bila itu terlambat maka maafkan aku

Selasa, 16 Juli 2013

SATU PER TIGA : THE TUTUY COMPANY BERAKSI

 Eng, apa yang lo pikirkan kalau mendengar judul satu per tiga? buat yang baru denger mungkin bakal mengira gue bakal ngomongin matematika. enggak! sumpah gue gak bakal ngomongin matematika, apalagi jelasin tentang logaritma atau integral.

Postingan gue kali ini mengenai sebuah buku berjudul Satu Per Tiga yang ditulis temen coli  gue si @Kundilisme. kalau lo baru denger namanya ya gue maklum soalnya dia ini emang kurang terkenal, buku pertamanya aja gagal di pasaran. sekalinya laku cuma buat ganjelan pintu. Ya paling tidak buku dia terbit, sedangkan buku gue masuk penerbit aja kagak . duh malah curhat :|. Bang fial, kasihinilah mamon.


Buku satu per tiga gak ada hubungan dengan matematika, kalaupun ada palingan hubungannya dengan materi Diferensial, Itupun cuma bagian SIAL nya doang, Diferen-nya enggak.

TUMBUH


"Pertumbuhan adalah pertambahan volume yang bersifat tidak bisa balik atau disebut ireversibel"

Sejatinya, kehidupan itu terus tumbuh.  Dari bayi menjadi tua renta, dari biji menjadi pohon-pohon raksasa.

Bahwa jiwamu terus tumbuh juga ada benarnya. Bila dulu kamu menangis saat orang tuamu tak membelikan apa yang kamu inginkan dan sekarang kamu mulai memahami bahwa apa yang kamu inginkan tak terlalu kamu butuhkan sesungguhnya dalam jiwamu telah tumbuh rasa pengertian.

Bila dulu kamu memarahi orang tuamu kembali saat ia marah padamu dan kini kamu tahu bahwa marahnya adalah unjuk sayang maka dalam jiwamu telah tumbuh benih kasih sayang.

Bila dulu kamu menghabiskan uangmu untuk senang-senang dan kini kamu sadar bahwa sebagian uangmu adalah milik mereka yang tak berkecukupan, maka dalam dirimu telah tumbuh kepedulian.

Bila dulu kamu takut dan merasa tak mampu berbuat apa-apa dan kini kamu menemukan kemampuanmu dan meyakini bahwa kamu bisa, maka dalam jiwamu telah tumbuh rasa optimis.

Bila dulu kamu merasa bahwa kamu hidup dalam kekurangan dan kini kamu menemukan cara mengatasi keterbatasan dengan kelebihan dalam dirimu maka dalam jiwamu telah tumbuh kreativitas.

Bila dulu kamu berkerja penuh pamrih dan berharap balasan dan kini kamu tak  mengharapkan itu sama sekali maka dalam dirimu teklah tumbuh keikhlasan.

Tumbuh adalah seni kehidupan. Maka kehidupan itu sendiri juga terus tumbuh.



_____________________________________________________________

Gambar di atas dibuat untuk "Weekly Artwork" di Grup Art Blogger Indonesia, sebuah grup blogger yang mewadahi blogger yang suka bikin artwork.  Kamu artworker? gabung di sini

Selasa, 02 Juli 2013

Percakapan Cahaya Bintang dan Lembar Terakhir Sebuah Sketchbook


Ini Pontianak kotaku. Hari sudah malam. Kian sepi rasanya ketika lampu-lampu mulai dimatikan. Tak ada suara kodok seperti biasa, saat hujan sering tahun beberapa bulan yang lalu.

Ini Pontianak yang sepi. Seperti hatiku bertahun-tahun ini.

Masa lalu adalah rantai yang diam-diam terpasang di kakiku. seberapapun aku berusaha melangkah, aku tak bisa berpindah.

Tak tahu kapan, aku merasa ada yang memotong rantaiku diam-diam.

"Kamu tahu kenapa aku memilihmu?," Tanyamu dengan suara pelan. Mungkin kamu takut membangunkan bintang yang sedang tertidur.

Aku menggeleng, tanganku asyik menggambar  helai demi helai rambut di atas lembar terakhir sketchbookku.

"Aku juga tidak tahu," Kamu mengangkat kepala. Matamu memandang milyaran bintang, menangkap sejuta cahaya.  Seluruh cahaya itu terperangkap di matamu.

"Lalu kenapa kau tanyakan kepadaku?," Tanyaku heran.

"Karena mungkin kamu tahu alasan mengapa kamu layak dipilih,"

"Bagaimana bila ternyata aku yang memilihmu? dan kamu hanya mengabulkan pilihanku?. Bukankah berarti kamulah  yang harusnya mencari alasan itu dalam dirimu?," Aku balik bertanya. Kamu merapikan rambutmu yang tertiup angin malam.

"Ah, aku bingung," Kamu menundukkan kepala, menggerakkan kaki mencipta pusaran gelombang. Cahaya bintang itu masih terperangkap di matamu.

"Kenapa haru bingung tentang siapa yang memilih dan mengapa memilih," Ujarku menyelesaikan gambarku. Kamu hanya menoleh sebentar ke arahku, lalu kembali melihat bayangan dirimu di dalam air.

"Kita adalah yang saling dipertemukan, dipilih untuk saling memilih. Kita tak butuh alasan, yang kita butuhkan adalah penerimaan," Aku menarik nafas dalam. Matamu kembali bertatapan dengan mataku. Cahaya di matamu membuatku bisu sejenak.

Aku mencabut lembar terakhir sketchbook-ku dan menyerahkan padamu.

"Ini adalah lembar terakhir dari sketchbook-ku, dan aku ingin kamu menjadi lembar terakhir dari hatiku"