Jumat, 25 Oktober 2013

INI TENTANG PENYAIR

Sumber

Pontianak terbuat dari kapuas, khatulistiwa, dan kangen

Seorang penyair tertidur di atas kursi kayu, kursi yang dibuat dari rindu bertahun-tahun

Tak ada ritual mandi pagi, karena sepagi ini dalam mimpinya ia tengah meracik puisi

Sudah akhir bulan, tak ada uang di dompetnya, yang tersisa hanya selembar doa di antara selipan surat-surat hutang,
Ada juga surat dari mantan pacarnya,
juga ada KANGEN yang ditulisnya besar-besar pada kertas bekas Nota

Sang penyair hanya penganggur yang berkantor
Kantornya adalah puisi, gajinya cukup untuk melamun sepanjang hari

16/10/2013 - 06:18

Cinta dan Senja

Jadi ceritanya beberapa hari terakhir gue sempat iseng maduin antara kalimat-kalimat sajak singkat dengan gambar-gambar gitu. Nah ini dia dua gambar yang gue edit tersebut :







SUNGAI BOYAN : Sebuah Memori Masa Kecil


Siapalah itu kapuas? Ah saya lebih kenal Boyan. Boyan itu anaknya kapuas. Bila kau mengayuh ke hulu kapuas maka pastilah akan  kau temukan bahwa kapuas itu bercabang-cabang. Tapi aku takkan lah menyuruh engkau mengayuh. Naik sepit saja kau butuh dua minggu. Kalau mengayuh bisa patah punggungmu.

Sini biar kuceritakan sedikit. Katanya boyan itu dibuat oleh burung. Entah burung apalah yang mematuk tanah hingga menjadi sungai. bilalah burung itu masih ada, akan kutangkap dan kubawa ke NTT sana. Biar sumber air sudekat dan beta sonde terlambat lagi ke school.

Dulu waktu kecil aku suka bermain di Boyan. bila musim kemarau, tinggi air tidak sampai satu meter. Kau bisa menyeberang jalan kaki. Di bagian tengah ada sisa batang kayu yang tumbang. Di sanalah anak-anak berbaris lalu satu persatu melompat. Aku? jangan tanya. Aku pasti tidak ada di sana. Usiaku masih 7 tahun, belum pandailah berenang. Tapi jangan remehkan, aku ini juaranya menyelam. Kalaulah lomba menyelam itu ada medalinya, aku sudah punya 1000 medali di rumah.

Kalau musim hujan jangan sekali-sekali kau coba mandi di boyan. Seekor sapi yang merumput di hulu bisa kau temukan di hilir esok harinya. Kalau hujan turun sepanjang malam maka jadilah banjir seluruh kampung. Rumah-rumah panggung yang tinggi, terkadang tak mampu menanggulangi. air masuk ke rumah hinga 30 senti. Perahu yang biasanya di sungai kini bebas dikayuh di mana saja. anak-anak? jangan tanya. Saat banjir kami menjelma hantu air. Baru pulang saat hari mulai petang. Mata merah, kulit telapak tangan keriput. Kalau tengah tidak beruntung kupingmku juga kadang menjadi merah. Ditarik ibuku yang marah-marah.

Oh ya, aku belum bilang. Sungai Boyan itu adanya di Kapuas Hulu. Aku tak tahu panjangnya. yang aku tahu bila kau membuang bom kuningmu di hulu sana, bisa berhar-hari sampai ke hilirnya.

RINDU DALAM HUJAN



Pontianak kotaku, dibuat dari hujan yang turun sejak sore
Selalu saja begitu, hujan mencipta genangan dan membongkar kenangan

Aroma hujan, aroma tanah basah, aroma rindu, bercampur menjadi satu
Rindu tak selalu soal temu, rindu tak selalu soal hati dan hati yang selalu ingin berjumpa
Rindu adalah diri kita, rindu adalah nyawa. karena kerinduan adalah kehidupan itu sendiri.


URUSAN HATI, URUSAN TUHAN



Karena pertautan hati itu urusan Tuhan, maka siapalah kita hamba yang meminta dipasang-pasangkan

Karena pertautan hati adalah urusan Tuhan, maka siapalah kita yang terus berdoa mendoakan namanya sedangkan 1000 doapun bila bukan jodoh maka sia-sia saja

karena pertautan hati itu urusan Tuhan maka jangan membenci dan menghina seseorang, bisa jadi dia adalah jodohmu kelak.

Karena pertautan hati adalah urusan Tuhan, jadilah diri kita yang terbaik maka Tuhan beri yang baik.

Karena pertautan hati urusan Tuhan yang Maha Tahu, alangkah buruknya bila kita terus sok tahu

(ym)