Kamis, 20 Desember 2012

SI JUKI DOT COM : KARENA WEBSITE YANG LAIN ITU MAINSTREAM

hai paramamon. Maafin gue yah yang udah jadi Blogger murtad. Maklum akhir-akhir ini gue sibuk banget. kalaupun free gue pakai buat ngetweet atau nulis. ya, bukan nulis blog karena gue harus nulis untuk SiJuki.Com

Entah kenapa gue ngerasa beruntung banget bisa gabung di Tim Sukses Si Juki. Secara gitukan, bang Faza itu selama ini gue idolain. nah sekarang gue bisa gabung bareng buat proyek websitenya si Juki. padahal gue gak mimpi apa-apa lo sebelumnya.
YM! Yahya Mesengger :|

SiJuki.com sendiri adalah website yang di desain seperti nyunyu.com atau malesbanget.com. Bedanya, sijuki.com itu sesuai sama kepribadian Si Juki yang antimainstream. Jadi, semua artikel di SiJuki.com ini bakal selalu antimainstream.

Oh ya, di sijuki.com gue kambali memakai ikon mamon si kepala kotak biru. Soalnya kata bang Faza itu cukup keren. Dan gue setuju.

SiJuki.Com sendiri baru di-launch, jadi artikelnya belum terlalu banyak. kita juga belum punya jadwal posting khusus. Jadi kapan aja bisa aja muncul artikel baru.

Sampai saat ini  tulisan gue yang udah nongol di sijuki.com ada dua yaitu  Cara Supaya Bau Kentut gak Mainstream sama  Hal-Hal yang Harus lo Persiapkan sebelum KIAMAT. Kode gue tuh (YM), jadi kalau ada artikel yang pakai YM itu yang nulis gue. Nyiahahahahaha


Kerennya ni, dalam usia yang cukup muda (eeeaaaa), sijuki.com udah punya aplikasi khusus buat android. jadi kalau lo pengguna android lo bisa buka webnya dengan lebih ringan.  kalau lo mau bisa didownload di sini. Maaf kalau masih kurang sempurna, soalnya masih coba coba.  Aplikasinya gue yang buat. Baru belajar juga sih. kapan-kapan gue kasih tutorialnya kali yak biar blog lo pada juga bisa dibikin aplikasi. Nyiahahaha.

Oke gitu aja deh sesi pamernya. Gue mau ngerjain tugas kuliah lagi. See You



Rabu, 05 Desember 2012

Sebuah DM yang Bocor


Pontianak pagi ini dibuat dari udara yang sejuk tapi tak sedingin kutub Utara. Juga senyum-senyum sendiri sisa percakapan tadi malam. Kumengintip ke luar lewat jendela kamar yang sejak tadi malam tidak terkunci. Ini pagi yang  cerah dengan aroma hujan yang masih mengendap di tanah basah.

Tak adalagi hujan yang membongkar kenangan, yang ada adalah cahaya matahari pertanda hari baru telah lahir.


"Aku undang kamu. pulangah temui aku. Sekedar untuk menghirup aroma secangkir kopi sambil bertukar dunia lewat kata" Ini sebuah kalimat yang kau DM-kan tadi malam, begitu manis rasanya.

Pagi ini aku duduk di beranda dengan secangkir kopi yang hangat. Ini bulan ke 38 sejak aku terakhir kali  menerima pesan "Selamat Pagi".  Benar katamu, seperti seorang pengembara aku sedang butuh tempat untuk pulang. Kamukah rumahku yang kutinggalkan? entahah. Ini hanya tentang "saling menemukan".

Cintaku sederhana namun benar adanya. Tanpa rekayasa dan sempurna.

Selasa, 04 Desember 2012

Hujan Bulan Desember

Sumber

Ini Pontianak, kotaku di bulan desember. Selain musim durian seperti biasa Desember adalah musim hujan. Ya, hujan yang akan selalu mengingatkanku padamu. Hujan telah turun sejak November, tapi di Desember ia lebih gencar membuat genangan dan membongkar kenangan.

"Untuk apa kenangan diciptakan?," Tanyamu pada suatu bulan Desember beberapa tahun yang lalu.
"Iya ada agar suatu saat nanti kita bersedih kita dapat melompat kembali kepada kebahagiaan di masa lalu," Jawabku begitu saja. Tanpa aku sadari aku sering melompat ke kenangan itu saat aku jenuh. Ternyata aku benar.

Kita sedang berjalan berdua saat hujan tiba-tiba turun. Begitu romantisnya seakan-akan terjebak di sebuah set film india. Sebenarnya aku ingin bernyanyi "Chayya-chayya", tapi aku lupa liriknya.

Kamu berlari dan aku di belakangmu. Kita tidak sedang romantis-romantisan, kita sama-sama sedang mencari tepat berteduh.

Memang kita bukan siapa-siapa dan diantara kita tidak ada apa-apa. Tapi dalam diamku aku mencintaimu. Saat hujan turun aku berteduh di depan pintu hatimu. Kau tak tahu dan aku tak peduli itu. Aku mencintaimu dengan sederhana, tanpa alasan, tanpa perlu balasan. Inilah cinta yang sempurna tanpa rekayasa.