Kamis, 02 Januari 2014

Turun Tangan, Jangan Lipat Tangan

Selamat datang 2014, selamat datang tahun yang pernuh kompetisi. 

Yaps! 2014 bakal jadi tahun yang penuh dengan kompetisi. Di dalam negeri kita bakal menyaksikan kompetisi antar orang-orang besar yang bakal adu visi demi meraih posisi tertingi di negeri ini, Sang Presiden. Di Brazil sana akan ada kompetisi yang luar biasa, akan menyedot seluruh perhatian dunia, Piala Dunia. 

Gue gak akan bicara soal piala dunia, karena gue bodoh banget soal bola. Gue tipikal orang yang gak menggemari bola, sekalinya nonton bola palingan pas Tim Nasional Indonesia main. 

Akhir-akhir ini di twitter gue sering ngetweet tentang bangsa, tentang pergerakan, tentang Turun Tangan. Apa itu turun tangan? gue bakal jelasin di postingan gue kali ini.

Turun Tangan adalah sebuah gerakan, gerakan untuk Indonesia yang lebih baik. Bersama turun tangan gue turut mendukung Anies Baswedan dalam konvensi partai demokrat. 


Turun tangan adalah gerakan, diisi oleh kaum relawan. Relawan tidak di bayar, bukan karena tak dihargai tapi karena harga diri relawan terlalu mahal untuk sekedar ditukar lembar-lembar rupiah.  Beberapa orang sempet nanya ke gue. "lo buzzernya Anies Baswedan ya?" "Dibayar berapa lo ama anies?". Sekali lagi gue bilang, gue gak dibayar. Walaupun akhir-akhir ini di linimasa seringkali kita ngeliat beberapa "aktivis twitter" nge-buzzer-in salah satu capres yang juga peserta konvensi, kami yang ada di turuntangan jelas berbeda.

Kenapa Anies Baswedan?

 


Pertanyaan yang demikian juga sering diajukan ke gue. Jujur, gue hanya mengagumi Anies Baswedan, gue mengagumi banyak tokoh semisal Dahlan Iskan, Mahfud MD, Jusuf Kalla, dan juga Jokowi. Menurut gue, siapapun dari mereka yang bakal jadi capres tentu akan membawa angin segar bagi perkembangan Indonesia ke depan. Mahfud MD, sudah akan dicalonkan dari PKB. Jokowi, bau-baunya bakalan dicalonin PDIP. Jusuf Kalla, sampai sekarang belum menemukan tunggangan. Ada dua orang yang gue kagumin yang kemudian turut bertarung di konvensi demokrat, Anies Baswedan dan Dahlan Iskan. Sedikit Dilema awalnya, yang mana yang akan gue dukung dalam konvensi ini. Dahlan Iskan adalah tipikal pemimpin pekerja keras dan optimis. Anies Baswedan adalah tipikal seorang penggerak dan penyebar semangat Optimis. Akhirnya gue memutuskan untuk mendukung Anies Baswedan, karena menurut gue yang kita butuhkan bukan hanya pemimpin pekerja keras tapi juga menggerakkan. Saya tidak mengatakan bahwa pak Dahlan tidak mampu, saya yakin beliau juga bisa, namun Anies Baswedan menang dalam pembuktian. Tidak mudah untuk mengajak ribuan sarjana turut turun tangan dalam melunasi janji kemerdekaan, namun Anies Baswedan mampu melakukan itu melalui Indonesia Mengajar. (Kenali Anies Baswedan di sini).


Saya tidak ingin mengatakan pak Anies Baswedan adalah yang terbaik, beliau tidak mampu menyelesaikan banyak hal sendirian. Untuk itulah beliau kemudian mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk Turun Tangan.

Cita-cita gue sederhana. Di Pilpres nanti kita akan melihat orang-orang hebat, orang-orang baik ada di semua nomor urut. Sehingga siapapun yang dipilih adalah yangbenar-benar terbaik. Saya hanya ingin ikut serta mengantarkan Anies Baswedan menjadi bagian dari orang-orang baik itu. 


Mari beri kesempatan pada orang-orang baru, orang-orang yang layak menjadi pemimpin, inspirator dan penggerak. Jangan biarkan kekuasaan dipegang oleh orang yang itu-itu saja. Kita butuh perubahan dan pembaruan. Orang-orang lama dengan pola pikir lama harus tersingkir, orang-orang baru dengan semangat pembaruan harus didukung.


Siapapun yang kalian dukung, pastikan dia orang terbaik, orang yang layak untuk memimpin bangsa. 

Mari turun tangan di turuntangan.org, bersama kita berjuang. Hadapi!


1 Komendang:

Afria Kusumaningrum BALAS MON!!! mengatakan...

waahh salam relawan turun tangan deh. Hadapi! :D relawan PTK bukan ni?