Senin, 08 September 2014
Sepuluh Tahun
sepuluh tahun yang lalu, ia meninggalkan kampung halaman, berjanji tak akan pulang sebelum menang
sepuluh tahun yang lalu, ibunya menangis, menghantar ia di depan pintu bandara, air matanya, menjelma butir hujan yang jatuh di sepanjang sungai kapuas
sepuluh tahun lamanya ia pergi dan ibunya menunggu di rumah sambil menjahitkan kemeja untuk dipakai anak satu-satunya di perantauan ketika nanti pulang
sepuluh tahun berlalu dan tak juga ia muncul untuk memeluk, membawa pulang kemenangan seperti yang ia janjikan.
sepuluh tahun telah memakan usia ibunya, menjadi tua renta yang kesepian
sepuluh tahun sudah, telah pupus harapan, ia pulang namun tak mampu lagi memeluk dan mencium
ia pulang, ia pulang.
ketika gundukan tanah basah itu ditinggalkan, air mata ibunya yang dulu turun lagi sebagai butiran hujan, membasahi kesepian demi kesepian yang akan semakin panjang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 Komendang:
Posting Komentar