Senin, 02 Juli 2012

BAWANG MERAH, BAWANG PUTIH, DAN BAWANG BOMBAY


Alkisah di suatu negeri bernama MANDALEK hiduplah seorang janda bernama Mak Siti dengan ketiga putrinya, Bawang Merah, Bawang Putih, dan Bawang Bombay.

Bawang Merah adalah seorang gadis berwajah cantik serta berbudi pekerti mulia. Dia sudah yatim piatu karena ibunya meninggal dunia, dan Ayahnya menikah dengan seorang janda beranak dua. Namun selang beberapa bulan sang ayah juga meninggal.

"Merah! angkat jemuran! Hari akan hujan!," Mak Siti memekik
"Merah! setrikain baju gue , gue mau hang out nih!," Bawang Putih tak kalah memekik
"Merah! cucikan mobil," Bawang Bombay juga tak mau kalah.

Begitulah nasib  Bawang Merah. Di rumah ia dipekerjakan bagaikan seorang pembantu.

Pada suatu hari Bawang Merah bermaksud mencuci di sungai. Seperti biasa, Ibu Tiri  dan kedua kakaknya selalu minta dicucikan. Maka berangkatlah Bawang Merah dengan menjunjung keranjang berisi pakaian kotor dan menggendong Mesin Cuci di belakangnya.

Sedang asyik mencuci, tiba-tiba baju kakaknya robek. Bawang putih cemas, kakaknya pasti marah. Saat sedang menangis tiba-tiba muncul kabut. Dari dalam kabut muncullah jin penjaga sungai. Bawang putih terkejut, namun sang jin berusaha menenangkan. Sang jin kemudian membuat baju yang robek kembali seperti semula. Bawang merah dan jin kemudia bersahabat.



Pada suatu hari terdengarlah kabar bahwa Pangeran Gatot akan mengadakan pesta dansa dengan mengundang seluruh wanita yang ada di kerajaan. Pesta ini di adakan karena sang raja merasa prihatin karena sang anak tak juga mendapat jodoh. Dengan pesta ini Sang Raja Sri Baginda YesYesYes (SBY) berharap segera memperoleh menantu dan segera menimang cucu.

Mendengar kabar itu, Bawang Putih, Bawang Bombay, beserta  Mak Siti segera menyiapkan gaun pesta terbaiknya. Bawang putih juga sangat ingin untuk menghadiri pesta tersebut , tapi di larang oleh ibu tirinya yang jahat itu.

Ketika kedua kakak dan ibu tirinya telah pergi, Bawang Merah pun galau dan showeran. Saat galaunya sedang maksimal, tiba-tiba muncul jin penunggu sungai sahabatnya.

"Niat mesum lo ya om jin? masuk kamar mandi gak ketok ketok dulu?,"
"Eng,,,enggak kok Merah. Om Jin cuma mau bantu kamu agar kamu bisa menghadiri pesta itu,"

Mendengar perktaan jin Bawang Merah sangat bahagia. Maka sesuai janjinya malam itu Om Jin menjahit gaun untuk Bawang Merah. Berhubung dia adalah jin maka menjahitnya cepat.

Dengan terburu-buru Bawang merah berlari ke pengkolan ojek. Setelah beberapa lama di perjalanan akhirnya Bawang Merah sampai di istana dengan naik ojek,

Sesampainya di tempat pesta, Bawang Merah terkagum-kagum dengan  makanan yang banyak dan enak-enak. dicomotinya setiap makanan yang tersedia dan memakannya sambil berdecap-decap.

Di tempat yang sama sebenarnya juga ada Cinderella yang menghadiri pesta. Cinderella sedang asyik berdansa dengan sang pangeran. Sang pangeran sangat mengagumi kecantikannya.

Jam menunjukkan pukul dua belas malam. Suara jam memenuhi aula tempat pesta berlangsung. Cinderella pun berlari meninggalkan Aula. Melihat ada orang yang berlari, Bawang merah terkejut. Ia takut kalau di dalam pesta ada terorits yang membawa bomb. Bawang merah pun ikut berlari. Tanpa sengaja, Bakiak yang dipakai Bawang merah terlepas sebelah. ia memang tak memakai sepatu ke pesta karena om jin hanya memberinya gaun.

Sang pangeran kemudian mengunjungi setiap rumah dan mencari gadis yang kakinya cocok dengan bakiak itu. Sampai akhirnya ia tiba di rumah Bawang Merah. Bawang Bombay yang gendut sudah pasti tidak muat kakinya dengan bakiak itu, sedangkan Bawang Putih kakinya terlalu kecil untu bakiak itu.

Saat kedua kakaknya sedang mencoba bakiak, Bawang Merah keluar untuk menyajikan teh kepada tamu. Melihat bakiaknya ada di tangan pangeran Bawang Merah langsung menyambarnya.

"Ini punyaku," ujar Bawang Merah

Sang pangeran tiba-tiba terpana. ia terkagum-kagum akan kecantikan wanita di depannya. Mak Siti yang baru saja keluar merasa heran dengan  pandangan :angeran kepadanya. Sang pangeran jatuh cinta pada  Mak siti dan berniat melamarnya. namun, karena usia mereka terpaut sangat jauh Mak Siti menolaknya. Karena ditolak sang pangeran kembali ke istana dengan galau. Di istana ia showeran sepanjang hari. Ia memutuskan menjadi jomblo sepanjang hidupnya. Jadilah malam minggu ia hanya bertemankan sabun di kamar mandi.

Pangeranpun hidup galau selamanya.

6 Komendang:

Anonim BALAS MON!!! mengatakan...

lho? wahahahaha. kog ceritax jadi gini? wahahaha. tapi seru2. kasian ceritax ndak happy ending. xixixi

salam kenal :)

Unknown BALAS MON!!! mengatakan...

tadi yang disuruh merah, kok yang paragrafdua jadi si putih :(

Unknown BALAS MON!!! mengatakan...

tadi yang disuruh merah, kok yang paragrafdua jadi si putih :(

Unknown BALAS MON!!! mengatakan...

tadi yang disuruh merah, kok yang paragrafdua jadi si putih :(

Unknown BALAS MON!!! mengatakan...

tadi yang disuruh merah, kok yang paragrafdua jadi si putih :(

Unknown BALAS MON!!! mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.