Selasa, 02 Juli 2013

Percakapan Cahaya Bintang dan Lembar Terakhir Sebuah Sketchbook


Ini Pontianak kotaku. Hari sudah malam. Kian sepi rasanya ketika lampu-lampu mulai dimatikan. Tak ada suara kodok seperti biasa, saat hujan sering tahun beberapa bulan yang lalu.

Ini Pontianak yang sepi. Seperti hatiku bertahun-tahun ini.

Masa lalu adalah rantai yang diam-diam terpasang di kakiku. seberapapun aku berusaha melangkah, aku tak bisa berpindah.

Tak tahu kapan, aku merasa ada yang memotong rantaiku diam-diam.

"Kamu tahu kenapa aku memilihmu?," Tanyamu dengan suara pelan. Mungkin kamu takut membangunkan bintang yang sedang tertidur.

Aku menggeleng, tanganku asyik menggambar  helai demi helai rambut di atas lembar terakhir sketchbookku.

"Aku juga tidak tahu," Kamu mengangkat kepala. Matamu memandang milyaran bintang, menangkap sejuta cahaya.  Seluruh cahaya itu terperangkap di matamu.

"Lalu kenapa kau tanyakan kepadaku?," Tanyaku heran.

"Karena mungkin kamu tahu alasan mengapa kamu layak dipilih,"

"Bagaimana bila ternyata aku yang memilihmu? dan kamu hanya mengabulkan pilihanku?. Bukankah berarti kamulah  yang harusnya mencari alasan itu dalam dirimu?," Aku balik bertanya. Kamu merapikan rambutmu yang tertiup angin malam.

"Ah, aku bingung," Kamu menundukkan kepala, menggerakkan kaki mencipta pusaran gelombang. Cahaya bintang itu masih terperangkap di matamu.

"Kenapa haru bingung tentang siapa yang memilih dan mengapa memilih," Ujarku menyelesaikan gambarku. Kamu hanya menoleh sebentar ke arahku, lalu kembali melihat bayangan dirimu di dalam air.

"Kita adalah yang saling dipertemukan, dipilih untuk saling memilih. Kita tak butuh alasan, yang kita butuhkan adalah penerimaan," Aku menarik nafas dalam. Matamu kembali bertatapan dengan mataku. Cahaya di matamu membuatku bisu sejenak.

Aku mencabut lembar terakhir sketchbook-ku dan menyerahkan padamu.

"Ini adalah lembar terakhir dari sketchbook-ku, dan aku ingin kamu menjadi lembar terakhir dari hatiku"




1 Komendang:

diana bochiel BALAS MON!!! mengatakan...

Pesan : kalo punya pacar, pacarnya digambar ya. Kalo pun ga, jangan bikin pacar cemburulah. Okesip. You know what I mean