Rabu, 16 September 2015

Pak Tua Asap

Pria tua itu, pria dengan dasi merah menyala, pria dengan jas dapat beli dari Italia. Matanya memandang keluar, memandangi kabut yang menutupi pandangan matanya. ini sama sekali bukan embun.
Barusaja ia mendapat telepon, izin perusahaannya terancam dicabut. Tuntutan masyarakat kepada pemerintah berimbas pada pengusutan pelaku pembakaran lahan yang menyebabkan sekian juta masyarakat seperti ikan yang diasapi.
Beberapa menit yang lalu ia baru saja mengamuk di ruang kerjanya, melempar berkas-berkas penting ke sembarang tempat, memecahkan vas bunga, juga membanting komputer jinjing keluaran terbaru yang bahkan belum beredar di Indonesia.
"BANGSATTT!"


Pria tua itu tak habis pikir, bagaimana ulah perusahaanya bisa terendus. Mau bagaimana lagi? Membuka lahan dengan membakar itu sungguh mudah dan murah. Untung-untung bila api menjalar ke hutan lindung, niscaya ia punya alasan untuk memperluas lahan. Toh hutannya sudah tiada.
Bermilyar-milyar uang sudah ia suapkan ke mulut pejabat setempat, juga ke beberapa aparat yang siap menutupi dosa-dosanya, bahkan menutupi dari catatan malaikat atid sekalipun.
Dua hari yang lalu, ia sudah dapat kabar dari si Atong yang bertugas di lapangan. Delapan juru bakar ditangkap, dijebloskan ke dalam sel tahanan. Tapi ia tak terlalu pusing, biarlah pemuda-pemuda kampung yang ia peralat itu masuk penjara. Tahun depan, dan tahun-tahun yang lain ia akan temukan orang-orang baru yang mau menerima tugas "mulia" darinya.
Tapi pagi ini, kabar tentang pencabutan izin usaha tersiar dimana-mana. Ada sepuluh perusahaan terancam ditutup, dan salah satunya adalah perusahaannya. Perusahaan yang ia bangun dengan memanfaatkan sifat liciknya sebagai manusia. Perusahaan yang ia bangun dengan ribuan amplop yang masuk ke kocek penguasa.
Handphonenya berdering, muncul nama seseorang yang ia tunggu daritadi di layar handphonenya.
"Saya transfer sekarang juga, tolong amankan" ujarnya seperti berbisik kepada handphonenya.
_____
Cerita ini sama dengan cerita sebelumnya. Dadakan.
Ide awalnya adalah "pejabat, asap"

0 Komendang: