Mesin Ketik Itu Sebuah Kenangan

Mesin Ketik : Seperti pahlawan, ia sering terlupakan

Aku tiba-tiba tersentak. Sebuah benda menarik perhatianku. Di pojok dapur, di antara barang-barang yang sudah lama tak terpakai. Aku tertegun sejenak, sepertinya aku mengenalnya. Kupegang dengan kedua tanganku, sedikit berat. Kuusir debu debu, kuselamatkan dia dari tumpukan itu. Aku sangat mengenalnya, sebuah mesin tik tua.  Dulu, saat komputer belum menyerbu desa desa dan dusun dusun, ia adalah primadona. kini, saat teknologi kian maju, ia tersingkirkan. 

TypeWriter Artwork (Sumber)

Aku masih ingat, dulu waktu aku masih kecil. Di kampung nun jauh di hulu sungai Kapuas, barang inilah yang menemani tidur malamku. Suaranya yang khas, selalu terdengar setiap malam hingga larut. Bapak yang seorang guru adalah sahabat setianya. Bermacam macam surat dihasilkannya. Surat Pengantar, Surat Keterangan, Surat Undangan, Pengumuman hinggau Surat Usulan Pindah Mengajar yang membuatku berada di sini sekarang, Kota Pontianak.

Kenangan itu hanya secuil dari segala yang telah kami lewati bersama. Aku masih ingat, saat itu aku kelas 3 SD. Aku benar benar sangat ingin mencoba mengetik dengan mesin ketik. Bapak selalu melarangku, tapi aku bersikeras. Bapak bilang takut Mesin Tiknya rusak. Aku tetap bersikeras, aku mogok makan. bapak kasihan padaku, maka dipinjamkannya pusakanya itu padaku. Aku gemetar, menghadapi mesin ketik dan selembar kertas di hadapanku. Perlahan kutekan satu persatu huruf merangkai beberapa kalimat. Kadang aku sibuk mencari huruf yang hendak kutekan, bahkan aku butuh satu menit untuk menemukan dimana aku harus menekan huruf "Z". Waktu itu aku mengetik menyalin dari buku pelajaranku. Dua jam aku bergumul dengan benda keramat itu, akhirnya selesai. Besoknya dengan banga kutempel hasil ketikanku di dinding kelas. Aku benar benar bangga. Mungkin nun jauh di sana anak sebayaku mulai mengenal komputer, tapi buatku sebuah mesin ketik sudah cukup membuatku bahagia.

Aku tak punya kamera yang cukup bagus untuk menampilkannya fhotonya malam ini, cahayanya tidak bagus. Mungkin sutu saat nanti akan kutampilkan fhotonya dengan ceritaku yang lain. 

Aku pamit dulu, hendak membersihkan debu debu dari mesin ketik itu.