Posting ini adalah bagian dari ketidak jelasan saya sebenarnya. Bahkan dalam puisi, saya tidak pernah punya tema khusus. Terkadang saya berpuisi tentang cinta, terkadang puisinya dengan semi kontemporer, dengan diksi yang tak jelas. Kali ini, sehubungan dengan carut marut republik ini, saya mencoba buat posting kembali puisi lama saya/ dibuat kira kira setahun yang lalu :
Sketsa PKLAlun-alun Utara (Source) |
CERITA BUAT IBU
Ibu
Siang tadi,
aku melihat seorang bocah
Terdiam
Air matanya mengalir
Bercampur aroma keringat
Dan busuk bau sampah
Mungkin baginya hidup begitu keras
Untuk di jalani dibawah terik
yang telah menggelapkan warna kulit
Tajam matanya
Menggilas debu yang berterbangan
Berkaca pada genangan lumpur selokan
Ibu
Apa yang terjadi dengannya?
Apakah ayahnya telah mati? Meninggalkan ia sendiri
Sunyi sepi merangkak di kegelapan dunia ini
Ibu
Aku sungguh kasihan pada dirinya
Tapi apa daya duhai Ibu yang tercinta
Nasib kita tidaklah lebih baik darinya
TUHAN DI NEGERIKU TELAH TERGUSUR
Tuhan di negeriku telah tergusur
Oleh nafsu yang bersarang di dalam dada
Di matanya mengalir darah
Di hatinya menahan amarah
Tuhan di negeriku telah tergusur
Oleh mereka, manusia tanpa roh
Yang mengaku sebagai pemimpin berhati nurani
Dan kini, saat duka melanda penjuru negeri
Mulut-mulut busuk itu memanggil :
Tuhanku !, Kemana kini engkau pergi
Tidak malukah mereka?
Tuhan di negeriku telah tergusur
Oleh materi yang dipertuhankan
NEGERI SAMPAH
Di negeri yang sampah ini
Aku mengeja berpatah-patah kebisuan
Lewat desahan nafas
Lewat sosok-sosok yang meringis kelaparan
Di negeri sampah ini
Aku melihat berjuta-juta nyawa
Mengantri menunggu ajal
Di negeri yang sampah ini
Rakyat diajarkan cara mengemis
Dengan bantuan langsung tunai
Sungguh kini aku telah terlalu bosan
Karena sampah ini telah terlau sesak
Untuk terus kutawan dalam kebimbangan
Untuk kuabadikan dalam setiap kerinduan
Negeriku, negeri sampah
Sarang koruptor dan para bedebah
Selamat Membaca,
MAMON
9 Komendang:
puisi yang bagus, oia salam kenal sekalian ijin follow blog ini ya..
asli mantap bener
UHUhuhu.. Mengiris hatiTT
muantep mooon...
puisinya bagus kakak :)
puisinya sungguh menyentil
nice post
Sampah memang sudah mendunia, apakah bumi ini akan menjadi dunia sampah?
Cucu Hermawan
puisinya bernada satire
Puisi yang menyentuh dan heroik . Generasi muda indonesia maju terus negerimu menunggu karyamu yang gemilang.
Posting Komentar