Buku ini buat saya sangat istimewa, karena saya harus berhemat beberapa hari untuk mendapatkan buku ini. Alhamdulillah saya tidak dikecewakannya. Buku ini benar-benar sarat akan pelajaran-pelajaran dari sebuah perjalanan.
Mamon dan Life Traveler |
Life Traveler di atas bangku tempat saya menghabiskan senja |
Baru saja saya menyelesaikan bagian ke 12 dari buku ini, Menunggu di Heidelberg. Bab ini menceritakan tentang Windy dan teman teman yang terpksa menunggu karena ban bus yang mereka tumpangi kempes. Jujur saya iri, saya iri ketika membaca kisah tentang cantiknya daun daun maple yang berguguran. Saya juga iri dengan kisahnya tentang keindahan pemandangan yang dapat diamati dari atas Kastil Heidelberg. Betapa saya ingin menjejakkan kaki di sana, merasakan musim gugur yang sejuk.
Lukisan artis - Kastil Heidelber (Source) |
Namun bukan daun maple, bukan pula kastil Heidelberg yang paling istimewa dari kisah ini. Sebuah kisah tentang "kejujuran" seorang tua penjaga toko.
Dalam bab ini dikisahkan, windy hendak membeli beberapa tas kain sebagai souvenir untuk teman temannya di jakarta. Yang tersisa hanya sepuluh tas berukuran besar dan tiga buah tas kecil yang menurut sang penjaga toko cacat. Setelah diamati, ternyata cacat yang dimaksud adalah sebuah noda kecil. Tentu takkan terlihat bila tidak diamati secara teliti. Windy bersikeras hendak membelinya, namun sang penjual tetap tak mau menjualnya. Ia malah kemudian memberikannya secara percuma. "You should have a good bag!!" Begitulah ujarnya.
kisah tersebut mengingatkan saya pada kisah 15 abad yang lalu. Saat Nabi Muhammad SAW diutus Siti Kahdijah ke negeri Syams untuk berdagang. Sama seperti yang dilakukan sang penjaga toko di atas, Beliau selalu menjelaskan kepada pembeli bila ada barang yang rusak. Kalaupun sang pembeli tetap mau mebeli, beliau menjualnya dengan harga yang sangat murah. Kejujurannya inilah yang membuat Siti Kahdijah sang Janda kaya raya bersedia dinikahinya.
Dua kisah di masa yang berbeda namun bernilai sama. Betapa kejujuran begitu berharga, bahkan tak ternilai. Merka mengupayakan kepuasan bukan keuntungan. Bukan sebaliknya, demi keuntungan hak hak konsumen diabaikan.
Dari sini kita belajar bahwa :
KEBAHAGIAAN ITU BUKAN APA YANG KITA DAPATKAN TAPI APA YANG KITA BERIKAN
ORANG-ORANG YANG BAIK AKAN SENANTIASA DIHADIAHI TUHAN DENGAN KEBAIKAN
4 Komendang:
temen saya punya buku ini..
tapi saya belum baca :D
setelah baca postingan ini, saya jadi tertarik buat ngebaca bukunya..
quote yg ini keren bener :
"KEBAHAGIAAN ITU BUKAN APA YANG KITA DAPATKAN TAPI APA YANG KITA BERIKAN"
:D
mampir ke blog saya juga yaa^^
Benar :')
Kadang ada kepuasan tersendiri ketika kita memberi sesuatu ke orang lain, walaupun harganya tak seberapa, tp kalau ikhlas itu lebih sesuatu :D
Thx 4 sharing :D
@dhilooo yupz,,, :)
@Eva Dina Lathifah terimakasih
Posting Komentar